Jumat, 21 September 2012

That XX (PART I)

 
That XX

Cast : -Kwon Jiyong
           -Sandara Park
           -Other cast~
Hem... hepi riding aja dehya._.v~!!!

Dara’s POV

“Sandara! Kwon Sajangnim ingin bertemu denganmu!” Kata SeungNa.
Mwo? Jinjja? Bertemu denganku? Tidak salah?” Tanyaku tak percaya.
Ne! Katanya mau membicarakan tentang meeting kemarin! Sana! Ppaliwa,Sandara-ya!” Kata SeungNa.
Eo...” Kataku seadanya.

Kwon Sajangnim Room.
“Park-sshi! Kemarilah!” Suruh Kwon Sajangnim sambil menunjuk kearah sofa didepan jendela besar yang memperlihatkan kota Seoul.
Mworago,Kwon Sajangnim? Sepertinya penting.” Tanyaku.
Ne! Kau kemarin ikut meeting?” Tanya Kwon Sajangnim.
Ne.” Jawabku,seadanya.
“Kau bertemu dengan anakku? Dia kemarin kusuruh kesini untuk menggantikanku” tanya Kwon Sajangnim.
Nugu?” Tanyaku.
“Kwon Jiyong,namanya. Kau bertemu dengannya?” tanyanya lagi.
“....K-kwon...Ji-jiyong?” tanyaku terbata-bata.

--Flashback—

Hari ini meeting tetap dijalankan,walaupun Kwon Sajangnim sedang Jepang. Ah,malasnya~
“Aw!” teriakku saat ada seorang namja menabrakku.
Gwaenchana?” Tanyanya sambil merapikan berkas-berkasku dan berkasnya yang terjatuh dilantai.
“Ah,ne.. neo?” tanyaku,ikut mengambil berkasku dan berkasnya. Tunggu! Untuk apa aku mengambil berkas-berkasnya?!
Ne.. Ige! Berkas-berkasmu kan?” tanyanya sambil menyodorkan map-map yang masih berantakan.
Ne,ghamsahamnida!” Kataku berterimakasih. “Nugu? Aku tidak pernah melihatmu disini!” tanyaku. Belum menjawab pertanyaanku dia sudah menghilang. Magic.
Meetingpun dimulai. Tapi tunggu! Siapa yang memimpin meeting ini? Kwon Sajangnim tidak hadir!
Annyeonghasseo!Kalian pasti sudah mengenal saya! Kali ini saya yang akan menggantikan Kwon Sajangnim,karena dia ada urusan di Jepang sehingga tidak bisa hadir disini!” kata seorang namja yang baru saja aku mendengar suara ini.
“Kali ini saya akan membahas tentang pemilik saham disini! Siapa yang mau memberikan usul?” tanyanya sambil mengutak-atik berkas-berkasnya yang ada dimejanya. Akupun ikut mengutak-atik berkasku yang tadi masih berantakan. Tapi tunggu! Ada map yang tidak kukenali. Awalnya aku tidak mau membuka map itu,tapi feelku berkata lain. Aku membuka map itu.
Yth,Kwon Jiyong
Pemindahan pekerjaan

Dengan izin Kwon Sajangnim anda akan dipindahkan ke Perusahaan K sebagai Direktur Utama.

Sisanya kalian bisa cari tau sendiri. Tunggu,jangan-jangan dia yang sering dibicarakan oleh SeungNa. Kwon Jiyong.

--Flashback END--

“Park-sshi! Saya dengar anda yang menjadi pemegang saham untuk 5 tahun kedepan.” Kata Kwon Sajangnim.
Ah.. ne,Sajangnim!” kataku yang masih setengah sadar.
“Hari ini hari terakhir saya disini! Saya akan pensiun,dan kau tau? Saya akan digantikan oleh anak saya!” kata Kwon Sajangnim dengar nada sumringah.
Andwae!” Kataku refleks. Karna memang,akulah orang yang paling dekat dengannya. Walaupun bukat asisten atau sekertarisnya.
“Tenang saja! Kau tidak perlu cemas! Selama aku dia memimpin,aku akan tetap berada disini! Dan,aku punya berita bagus untukmu! Kau tidak perlu menjadi pemegang saham! Cukup jadi wakil direktur disini saja!” kata Kwon Sajangnim.
“Maksudnya,aku.. mwo? Anda serius? Anda percaya kepada saya? Sepercaya itukah anda?” tanyaku tidak percaya.
Ne,anda sudah hampir 5 tahun disini! Mana mungkin saya tidak percaya kepada anda? Sudahlah! Menjadi wakil direktur tidak terlalu sulit! Anda sudah sering lembur beberapa hari ini hanya untuk menjadi pemegang saham,saya tidak mau karena hal itu anda hanya menjadi pemegang saham selama 5 tahun. Itupun kalau anda tidak dipecat oleh anak saya!” katanya diakhiri oleh tawaan. Entah kenapa aku merasa tidak rela. Aku ingin menjadi pemegang saham karena ini kemauannya. Ia terlalu percaya.

Dara’s POV end
Jiyong’s POV

Aisshi! Kenapa aeboji sangat ingin menjadikanku sebagai direktur utama di perusahaannya? Dengan alasan kalau dia mau pensiun! Dia masih muda untuk menjadi seorang pensiun!” keluhku sambil melempar foto aeboji ke dalam gentong (mian authornya gatau harus masukin kemana-_-) yang sudah kuberi api. Tiba-tiba aku teringat pemegang saham di perusahaan aeboji. Dia terlihat sangat muda. Mungkin umurnya masih 19 tahun. Tapi aeboji bilang anak itu sudah bekerja padanya selama 5 tahun. Itu artinya dia bekerja pada aeboji sejak dia berumur 14 tahun. Hebat sekali dia.
Ya,Jiyong-ah!” panggil seseorang.
Noona? Mwo?” tanyaku dengan muka tak bersalah.
“Kenapa kau membakar foto appa? Apa salah dia,huh?” tanyanya.
“Salahnya? Salahnya itu telah menjabatkanku menjadi direktur utama di perusahaannya! Itu kesalahan terbesarnya!” jawabku dengan nada tinggi.
Ya! Hanya karena itu?” tanyanya.
Mwo? ‘Hanya karena itu’ katamu?” tanyaku dengan nada yang sedikit tinggi.
Ya! Kecilkan suaramu!” suruhnya dengan nada yang tidak kalah tinggi.
Wae? Salah jika suaraku ditinggikan? Salah?” tanyaku dengan nada yang lumayan tinggi.
Ne! Salah! Kau bisa membangunkan eomma!”
“Dia sudah bangun,babo noona!” kataku. Dami noona melihat kebelakang. Ternyata benar, eomma sudah bangun dari tidurnya.
Jweisonghamnida,eomma!” katanya.
“Cih,jangan belagak baik didepan eomma! Tunjukkan dirimu yang asli!” kataku kecil.
“Apa katamu,Kwon Jiyong?” tanya Dami noona.
Aisshi.. apakah masih pantas kau dipanggil ‘noona’?” tanyaku.
Eomma! Hukum anak ini! Dia tak pantas disebut ‘Kwon Jiyong’!” adunya.
“Kan,sudah kubilang! Kau ini tidak pantas dipanggil ‘noona’!” kataku. Ini serius. Aku tidak bermaksud bercanda.
“Kalian ini.. Jiyong-ah,aeboji ingin bertemu denganmu. Setelah bertemu dengannya,kau bereskan sampah-sampah yang sudah kau buat ini!” kata Eomma. Aneh. Dia terlalu sabar. Aku menemui aeboji di ruang tamu. Kulihat dia sedang mengobrol dengan seorang yeoja,ahjussi,dan ahjumma. Yeoja itu. Aku pernah melihatnya. Sandara Park..
“Ah! Jiyong-ah! Sudah lama kau berdiri disitu? Kemarilah!” suruh aeboji.
Nugu?” tanyaku dingin. Ya,inilah aku. selalu dingin didepan orang baru.
Ige Sandara Park,wakil direktur di perusahaanku..” jawab aeboji. Mwo? Wakil direktur? Anak itu kan pemegang saham!
“..Dan kedua orang tuanya. Aku baru saja menobatkan dia menjadi wakil direktur.” Jawabnya.
“Apa.. dia satu ruangan denganku?” tanyaku.
Ne! Aku baru saja mengajak dia dan kedua orang tuanya tinggal dirumah yang dekat dengan perusahaanku,ah maksudku perusahaanmu.” Jawab aeboji.
Andwae! Rumah itu rumahku!” larangku.
“Semua alat-alat musik dirumah itu sudah kupindahkan ke studio barumu. Aku membelikannya. Dekat dengan rumah yang dulu. Kau tenang saja!” katanya.
“Sandara juga suka musik!” kata aeboji lagi. Aisshi,memangnya siapa yang tanya? Gumanku.
“Lalu?” tanyaku dingin.
“Diruangan kalian sudah kusimpan beberapa alat musik,seperti gitar dan piano.” Jawabnya. ‘Itu bukan beberapa,tapi hanya dua..’  ingin sekali aku bilang begitu padanya.
“Gitar?” tanyaku.
“Kudengar kau sering membuat lirik lagu. Jadi kubelikan gitar untukmu.” Jawab aeboji.
“Aku sudah punya gitar sendiri. Tidak perlu dibelikan. Dan aku juga tidak mau menjadi direktur utama. Membosankan.” Kataku dingin. Semua menatapku tajam. Lalu mendadak tertawa. Namun,Sandara tidak.
Aisshi,aku serius! Aku tidak mau menjadi direktur utama. Aku masih ingin melewati masa mudaku! Sudahlah,lagipula aeboji masih kuat kan menandatangani beberapa berkas? Dan,kuharap aeboji salah memilih wakil direktur.” Kataku dingin lalu beranjak pergi kearah taman.
“Hhh,dia kira aku mudah dibujuk.” Kataku sinis sambil kembali membakar beberapa foto aeboji. Kulihat ada foto aeboji dan yeoja yang bernama Sandara itu. Betapa akrabnya mereka. Seberapa dekatnya mereka. Apa jika eomma melihat foto ini akan marah? Kucoba~
Eomma~!” panggilku manja. Sebenarnya ini menjijikan.
Ne,Jiyong-ah. Ada apa?” tanyanya.
“Lihatlah! Ini foto aeboji dengan seorang wanita!” kataku sambil menyodorkan foto aeboji dan Sandara.
“Ah!” Kata Eomma kaget. Inilah saatnya! Aku ingin melihat dia marah. “Ini kan Sandara! Darimana kau dapat foto ini? Omona,Sandara tidak berbeda sekali! Tetap cantik seperti sekarang!” lanjut Eomma. Mwo? Ini bukan seperti yang aku inginkan!
Yeoppo?” tanyaku.
Ne! Yeoppo yeoja!”  jawab eomma menjelaskan.
Aisshi!” keluhku.
“Kwon Jiyong? Jangan berkata seperti itu! Kau ini seorang ‘Kwon’! jangan ulangi lagi ya?” katanya sambil melanjutkan memasak. Apa maksudnya ‘seorang kwon’? apa maksudnya seorang yang bermarga Kwon itu beda dan harus berbicara formal dan baik? Kalau begitu aku ingin menjadi seorang Lee! Lee Jiyong! Tidak aneh kan. Aku kembali ke taman. Sampai disana,aku melihat seorang yeoja yang rambutnya terurai. Aishhi,sexy.. pikirku.
Nugu?” tanyaku.
“Ah! Annyeonghasseo! Sandara Park imnida!” jawabnya.
“Oh kau.” Kataku dingin.
Jweisonghamnida,kau sedang membakar apa?” tanyanya.
“Perlu kujawab?” tanyaku dingin dan menghampirinya. “Urusanmu?” tanyaku sambil mendekatkan wajhaku kewajahnya. Nafasnya tak beraturan. Heh,dia kira aku akan menciumnya? Dasar yeoja aneh!
“Kau kira aku akan menciummu?” tanyaku. Dia tak menjawab lagi. Akupun langsung menjauhkan wajahku. Kasihan juga melihatnya takut seperti itu.
“Aku sedang membakar foto aeboji. Jangan bilang padanya!” kataku. “Dan sekarang aku akan membakar fotomu dan aeboji yang cukup banyak. Aku muak melihat mukamu dan aeboji. Anehnya,ibuku bilang kau cantik. Menurutku tidak.” Lanjutku. Wajahnya berseri-seri,dan mendadak murung. Hahaha,cepat sekali pergantian mood nya itu!
“Kwon-sshi ini!” katanya.
“Panggil saja aku ‘oppa’. Aku merasa tinggi dipanggil seperti itu.” Kataku dingin. Dia tersenyum. Manis sekali. Andwae! Kwon Jiyong! Ada apa denganmu!
Ne,oppa..” katanya.
“Menurutku kau tidak cantik ataupun manis.” Kataku dingin. Wajah cerianya berubah menjadi murung. “Menurutku,kau ini cantik dari belakang dan sexy dari depan.” Lanjutku,dingin.
Oppa ini bisa saja!” katanya malu sambil memuku tanganku kecil.
“Kata siapa kau boleh memukulku?” tanyaku dingin.
“AH! Jweisonghamnida!” katanya sambil nge-bow berkali-kali.
“Ahahaha! Aku hanya bercanda!” kataku tertawa puas. Dia mengucapkan hal yang sama. ‘Oppa ini bisa saja!’ dan memukulku. Aku berlari dan kejar-kejaran itu diakhiri dengan tiduran di rumput yang hangat,halus,dan lembut.
“Tunggu! Umurmu berapa?” tanyanya tiba-tiba.
“25 tahun. Wae?” tanyaku balik.
“Kau lebih muda dariku. Aku tidak usah memanggilmu ‘oppa’.” Katanya.
“umurmu?” tanyaku.
“29 tahun. Memang kau kira aku umur berapa?” tanyanya.
“Oh.. kukira kau berumur 19 tahun. Mianhae,noona..” kataku.
“Jangan memanggilku ‘noona’ aku tidak setua itu!”
“Lalu?”
“Dara! Panggil aku Dara!”
“Dara? Nama yang aneh..”
“Kau ini! Selalu bilang aku aneh!”
“Bukan kau yang aneh,namamu. Aku lebih suka Sandara daripada Dara..”
“Maksudmu? Kau menyukaiku?”
“Hanya menyukai namamu. Kau ini jelek,aku tidak mungkin menyukaimu.”
“Apa cita-citamu?” tanyanya memulai pembicaraan,mengalihkan pembicaraan tepatnya.
“Apa saja. Yang penting aku bahagia.” Jawabku dingin.
Ya! Kenapa kau menjadi dingin lagi,huh?” tanyanya,sepertinya kesal. Hahaha,wajahnya lucu sekali!
“Kau ini benar-benar berumur 29 tahun?” tanyaku.
Ne! Wae?” dia balik bertanya.
“Wajahmu tidak meyakinkan..”
“Maksudmu? Jangan bilang kalau wajahku aneh seaneh namaku,begitu?” wajahnya,aku tak bisa menahan tawa. Tawaku pun lepas dengan bebas (?).
Ya! Kenapa kau tertawa? Ada yang aneh? Ada yang lucu? Apa aku lucu?” tanyanya lagi. Rasa ingin taunya besar sekali. Dan pertanyaan terakhirnya itu benar-benar benar (?)
Ya! Jawab pertanyaanku!” Teriaknya.
“Ya,kau lucu saat kesak seperti tadi. Sangat lucu,” jawabku mencoba bersikap dingin padanya. Kulihat wajahnya memerah. Seperti orang malu. Sudah,aku sudah cukup memujinya. Aku harus kembali bersikap dingin padanya. Nanti di akan angkuh padaku. Jangan sampai hal itu terjadi.
“Kau menyetujui hal yang tadi ayahku bicarakan?” tanyaku,dingin.
Molla. Aku hanya mengikuti apa yang ia suruh. Aku sudah menganggapnya sebagai appaku sendiri. kau sendiri?” tanyanya.
Aniya. Aku akan segera menolaknya. Akan segera. Secepatnya. Secepat mungkin kalau bisa.” Kataku dingin.
“Kau ini aneh. Tadi memujiku,menjahiliku,dan sekarang bersikap dingin padaku. Ada apa denganmu?” tanyanya.
“Tak perlu dijawab.” Jawabku sambil bangkit dari tiduran yang cukup enak di atas rumput. “Aku harus pergi. Annyeong.” Pamitku.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar